MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
KHAIRIYATUL ISRA
NIM: 125010637
DOSEN PEMBIMBING: YANNURDIN,SKM,M.Sc
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI BUKITTINGGI
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami
dapat menyusun makalah “ ILMU KESEHATAN MASYARAKAT” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa
didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntutan Tuhan Yang Maha Esa
dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini
penulis menghantarkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang membantu pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca umum dan kami khusus nya. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Bukittinggi, Desember 2012
Penulis
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Pengertian
Kesehatan Masyarakat Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat (Public
Health) adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat “
untuk : (Notoatmodjo, 2003)
- Perbaikan sanitasi lingkungan
- Pemberantasan penyakit-penyakit menular
- Pendidikan untuk kebersihan perorangan
- Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan.
- Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
Menurut
Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni
memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Dari batasan ini dapat disimpulkan
bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik
sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan
ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.
Banyak disiplin ilmu yang dijadikan sebagai dasar ilmu kesehatan
masyarakat antara lain, Biologi, Kimia, Fisika, Kedokteran, Kesehatan
Lingkungan, Sosiologi, Pendidikan, Psikologi, Antropologi, dan lain-lain.
Berdasarkan kenyataan ini maka ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang
multidisiplin. Namun secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang
ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama Ilmu
Kesehatan Masyarakat ini antara lain :
1.
Administrasi Kesehatan
Masyarakat.
2.
Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Perilaku.
3.
Biostatistik/Statistik
Kesehatan.
4.
Kesehatan Lingkungan.
5.
Gizi Masyarakat.
6.
Kesehatan Kerja.
7.
Epidemiologi.
Masalah Kesehatan Masyarakat bersifat
multikausal, maka pemecahanya harus secara multidisiplin. Oleh karena itu,
kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang
luas. Semua kegiatan baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit
(preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental,
dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik,
mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. (Notoatmodjo, 2003)
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat
dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain
sebagai berikut :
- Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.
- Perbaikan sanitasi lingkungan
- Perbaikan lingkungan pemukiman
- Vektor
- Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat
- Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
- Pembinaan gizi masyarakat
- Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
- Pengawasan Obat dan Minuman
- Pembinaan Peran Serta Masyarakat
Ruang Lingkup Kesehatan
Masyarakat (Notoatmodjo, 2003)
Ruang lingkup kesehatan masyarakat
dapat dilihat dari 2 (dua) disiplin keilmuan, yakni bio-medis dan social
sciences. Tetapi dalam perkembangannya Ilmu Kesehatan Masyarakatpun berkembang,
sehingga sampai saat ini disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat
antara lain :
a. Ilmu biologi
b. Ilmu kedokteran
c. Ilmu kimia
d. Fisika
e. Ilmu Lingkungan
f. Sosiologi
g. Antropologi
h. Psikologi
i. Ilmu pendidikan
a. Ilmu biologi
b. Ilmu kedokteran
c. Ilmu kimia
d. Fisika
e. Ilmu Lingkungan
f. Sosiologi
g. Antropologi
h. Psikologi
i. Ilmu pendidikan
Keberagaman
ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat menjadikan Ilmu Kesehatan
Masyarakat itu menjadi ilmu yang multidisiplin.
Secara luas, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat ini antara lain :
1. Epidemiologi.
2. Biostatistik/Statistik Kesehatan.
3. Kesehatan Lingkungan.
4. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
5. Administrasi Kesehatan Masyarakat.
6. Gizi Masyarakat.
7. Kesehatan Kerja.
Secara luas, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat ini antara lain :
1. Epidemiologi.
2. Biostatistik/Statistik Kesehatan.
3. Kesehatan Lingkungan.
4. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
5. Administrasi Kesehatan Masyarakat.
6. Gizi Masyarakat.
7. Kesehatan Kerja.
KESEHATAN LINGKUNGAN (KesLing)—-
A.
DEFINISI
—-Ada
beberapa definisi dari kesehatan lingkungan :
- Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.1
- Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.2
B.
RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN
—-Menurut
World Health Organization
(WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :1
- Penyediaan Air Minum
- Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
- Pembuangan Sampah Padat
- Pengendalian Vektor
- Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
- Higiene makanan, termasuk higiene susu
- Pengendalian pencemaran udara
- Pengendalian radiasi
- Kesehatan kerja
- Pengendalian kebisingan
- Perumahan dan pemukiman
- Aspek kesling dan transportasi udara
- Perencanaan daerah dan perkotaan
- Pencegahan kecelakaan
- Rekreasi umum dan pariwisata
- Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk
- Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
—-Di
Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat
(3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :3
- Penyehatan Air dan Udara
- Pengamanan Limbah padat/sampah
- Pengamanan Limbah cair
- Pengamanan limbah gas
- Pengamanan radiasi
- Pengamanan kebisingan
- Pengamanan vektor penyakit
- Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana
C.
SASARAN KESEHATAN LINGKUNGAN
—-Menurut
Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan
adalah sebagai berikut :3
- Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
- Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
- Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
- Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum
- Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus.
D.
MASALAH-MASALAH KESEHTAN LINGKUNGAN DI INDONESIA
—-Masalah
Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya
dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia permasalah
dalam kesehatan lingkungan antara lain :2,4
1.
Air Bersih
—-Air
bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum
adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
—-Syarat-syarat
Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
- Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
- Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)
- Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
2.
Pembuangan Kotoran/Tinja
—-Metode
pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :
- Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
- Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur
- Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
- Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
- Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin
- Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
- Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
3.
Kesehatan Pemukiman
—-Secara
umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :2,6
- Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu
- Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
- Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
- Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
4.
Pembuangan Sampah
—-Teknik
pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor
/unsur, berikut:
- Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi
- Penyimpanan sampah
- Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
- Pengangkutan
- Pembuangan
—-Dengan
mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan
urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan
masalah-masalah ini secara efisien.
5.
Serangga dan Binatang Pengganggu
—-Serangga
sebagai reservoir (habitat dan suvival)
bibit penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya :
pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit
Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp
untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit
tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus),
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan
air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah
atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha
sanitasi.
—-Binatang
pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan
penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara
perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi
bakteri penyebab.
6.
Makanan dan Minuman
—-Sasaran
higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan
makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau
disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang
disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
—-Persyaratan
hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi :
- Persyaratan lokasi dan bangunan
- Persyaratan fasilitas sanitasi
- Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan
- Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
- Persyaratan pengolahan makanan
- Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
- Persyaratan peralatan yang digunakan
- Pencemaran Lingkungan
—-Pencemaran
lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara.
Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door
air pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta
gedung umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah
kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam
ruangan ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan
bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi
saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out door pollution atau
pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada
kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan
resiko dampak pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota
dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar.
Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di
masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar
diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi saluran
pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan,
terganggunya ekologi hutan.
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI
1.
Pengertian Epidemiologi
Pengertian epidemiologi
dapat ditinjau dari berbagai aspek sesuai dengan tujuan masing-masing yaitu:
a. Aspek akademik
Secara akademik, epidemiologi berarti analisis data kesehatan, sosial
ekonomi dan kecenderungan yang terjadi untuk mengadakan identifikasi dan
interpretasi perubahan-perubahan keadaan kesehatan yang terjadi atau akan
terjadi di masyarakat umum atau kelompok tertentu.
- Aspek praktis
Ditinjau dari segi praktis, epidemiologi merupakan ilmu yang ditujukan
pada upaya pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok atau
masyarakat umum.
Dalam hal ini penyebab penyakit tidak
harus diketahui secara pasti, tetapi diutamakan pada cara penularan,
infektivitas, menghindarkan agent yang diduga sebagai penyebab, toksin atau
lingkungan, dan membentuk kekebalan untuk menjamin kesehatan masyarakat,
misalnya:
1) Ditemukannya efek samping obat
iodokloroquinolon yang serius di Jepang, walaupun saat itu mekanismenya belum
diketahui dengan jelas dan di Indonesia belum ditemukan adanya efek samping
tersebut, tetapi pemerintah Indonesia melalui Depkes telah melarang beredarnya
obat tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penyebaran efek samping obat
tersebut masuk ke Indonesia.
2) Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS), walaupun cara perlindungan dan pengobatan
belum diketahui tetapi telah dilakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran
penyakit tersebut, misalnya harus ada keterangan bebas AIDS untuk dapat masuk
suatu negara, screening pada donor darah, pengawasan terhadap perilaku homoseks
dan lain-lain.
- Aspek klinis dan
Ditinjau dari segi klinis, epidemiologi berarti suatu usaha untuk
mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi melalui penemuan
klinis atau laboratoris pada awal kejadian luar biasa atau timbulnya penyakit
baru seperti karsinoma vagina pada gadis remaja atau AIDS yang awalnya
ditemukan secara klinis.
- Aspek administratif.
Epidemiologi secara administratif berarti suatu usaha untuk mengetahui
status kesehatan masyarakat di suatu wilayah atau negara agar dapat diberikan
pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Usaha ini membutuhkan data tentang pengalaman petugas kesehatan
setempat, data populasi dan data tentang pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan
oleh masyarakat.
2.
Pengertian Epidemiologi
menurut:
asal kata
Epi = pada/di antara, Demos = penduduk/rakyat dan
Logos = Ilmu/doktrin. Epidemiologi berarti ilmu yang dipakai untuk mencari
pemecahan masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat. Ketika wabah penyakit
menular melanda bangsa-bangsa di dunia, epidemiologi diartikan sebagai ilmu
tentang epidemi (wabah)
Ilmu Terapan
(Mc. Mohan, 1970; Susser, 1973; Lilienfield, 1980)
Epidemiologi adalah Ilmu
yang mempelajari penyakit dan status kesehatan pada masyarakat
Last, J.M, Ed
(1988)
Epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari distribusi dan faktor-faktor determinan yang mempengaruhi
status kesehatan atau menyebabkan terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan
pada kelompok masyarakat tertentu dan penggunaan studi tersebut untuk
menanggulangi masalah-masalah kesehatan.
Kesepakatan
Internasional Ahli Epidemiologi di Amerika tahun 1991
Epidemiologi adalah Ilmu
yang mempelajari distribusi dan determinan penyakit dan berbagai masalah
kesehatan di dalam masyarakat yang aplikasinya ditujukan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat
Regional
Commitee Meeting Ke-42
Epidemiologi yaitu ilmu yang
mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa
lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat
dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah-masalah kesehatan.
Definisi Lain
Epidemiologi diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari distribusi, frekuensi dan determinan penyakit
atau masalah kesehatan pada masyarakat.
Berdasarkan
definisi-definisi tersebut diatas, terkandung tiga komponen penting dalam
epidemiologi yaitu:
Frekuensi
Frekuensi merupakan upaya
melakukan kuantifikasi atau proses patologis atas kejadian untuk mengukur
besarnya kejadian/masalah serta untuk melakukan perbandingan.
Distribusi
Distribusi menunjukkan bahwa
dalam memahami kejadian yang berkaitan dengan penyakit atau masalah kesehatan;
epidemiologi menggambarkan kejadian tersebut menurut karakter/variabel Orang,
Tempat dan Waktu. Artinya dalam penyelidikannya selalu menjawab pertanyaan
siapa yang terkena penyakit di dalam populasi serta kapan dan di mana penyakit
tersebut terjadi. Guna menjawab pertanyaan tersebut mungkin diperlukan
perbandingan antara populasi yang berbeda dalam waktu yang sama, antara
subgroup di dalam suatu populasi, atau antara berbagai periode observasi.
Pengetahuan tentang
distribusi penyakit diperlukan untuk menjelaskan pola penyakit serta merumuskan
hipotesis tentang kemungkinan faktor penyebab
Determinan.
Determinan adalah faktor
yang mempengaruhi, berhubungan atau memberi resiko terhadap terjadinya
penyakit/masalah kesehatan. Merupakan kelanjutan dua komponen terdahulu, karena
pengetahuan tentang frekuensi dan distribusi penyakit diperlukan untuk menguji
hipotesis epidemiologi; jadi menunjukkan faktor penyebab dari suatu masalah
kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran dan penyebab munculnya
masalah kesehatan.
Sejarah Perkembangan
Epidemiologi merupakan ilmu
yang telah dikenal sejak zaman dahulu bahkan berkembang bersamaan dengan ilmu
kedokteran karena kedua disiplin ilmu ini berkaitan satu dengan yang lain.
Misalnya, studi epidemiologi bertujuan mengungkapkan penyebab suatu penyakit
atau program pencegahan dan pemberantasan penyakit yang membutuhkan pengetahan
ilmu kedokteran seperti:
1. ilmu Faal
2. biokimia
3. patologi
4. mikorobiologi dan
5. genetika
Hasil yang diperoleh dari
studi epidemiologi dapat digunakan untuk menentukan pengobatan suatu penyakit,
melakukan pencegahan atau meramalkan hasil pengobatan. Perbedaannya: ilmu
kedokteran lebih menekankan pelayanan kasus demi kasus, sedangkan epidemiologi
lebih menekankan pada kelompok individu. Oleh karena itu pada epidemiologi
selain membutuhkan ilmu kedokteran juga membutuhkan disiplin ilmu lain seperti:
- demografi
- sosiologi
- antropologi
- geologi
- lingkungan fisik
- ekonomi
- budaya dan
- statistika
Dari uraian di atas,
jelaslah bahwa epidemiologi merupakan ilmu yang kompleks. Walapun epidemiologi
telah dikenal dan dilaksanakan sejak zaman dahulu tetapi dalam perkembangannya
mengalami banyak hambatan hingga baru pada beberapa dasawarsa terakhir ini
epidemiologi diakui sebagai suatu disiplin ilmu. Oleh karena itu epidemiologi
seolah-olah merupakan ilmu yang baru.
Salah satu penyebab hambatan
tersebut adalah; belum semua ahli bidang kedokteran pada saat itu setuju dengan
metode yang digunakan dalam epidemiologi. Hal ini disebabkan adanya perbedaan
paradigma dalam menangani masalah kesehatan antara ahli pengobatan dan metode
epidemiologi, terutama pada masa berlakunya paradigma bahwa penyakit disebabkan
oleh roh jahat.
Para sarjana itu telah meletakkan konsep
epidemiologi yang masih berlaku hingga saat ini.
Konsep-konsep tersebut adalah:
- pengaruh lingkungan terhadap kejadian penyakit
- penggunaan data kuantitatif dan statistik
- penularan penyakit, dan
- eksperimen pada manusia
Level
Epidemiologi
Epidemiologi dibagi dalam :
1. Epidemiologi Deskriptif, yaitu
epidemiologi yang bertujuan menggambarkan keadaan. Level epidemiologi
deskriptif pada tingkat mengetahui distribusi dan frekuensi suatu
penyakit/masalah kesehatan
2. Epidemiologi Analitik, yaitu epidemiologi
yang bertujuan menguji hipotesis suatu hubungan sebab akibat. Level
epidemiologi analitik adalah mempelajari sampai dengan mengetahui faktor resiko
atau faktor-faktor yang berhubungan/berpengaruh terhadap timbulnya suatu
penyakit/masalah kesehatan.
Ruang Lingkup/Jangkauan
Dari
pengetahuan tentang ruang lingkup/jangkauan epidemiologi kita dapat mengetahui
apa saja yang termasuk dalam epidemiologi karena jangkauan epidemiologi terus
berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.
Perkembangan jangkauan epidemiologi dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Pada awalnya epidemiologi hanya
mempelajari penyakit yang bersifat menular/infeksi dan akut saja, melalui
temuan-temuan tentang:
jenis penyakit wabah : cacar, pes, kolera
cara penularan dan penyebab pennyakit
wabah dan
cara-cara penanggulangan dan pencegahan
penyakit
wabah
2) Tahap berikutnya epidemiologi juga
mempelajari penyakit infeksi non-wabah
3) perkembangan lebih lanjut, epidemiologi
juga mempelajari penyakit tidak menular atau kronis misalnya; penyakit jantung, karsinoma,
hipertensi dan penyakit gangguan hormon (DM dll)
4) Akhirnya
epidemiologi mempelajari hal-hal yang bukan penyakit atau masalah
sosial/perilaku (fertilitas, menopause, kecelakaan, kenakalan remaja dan
penyalahgunaan obat), termasuk penilaian terhadap pelayanan kesehatan serta
masalah di luar bidang kesehatan.
Perkembangan epidemiologi
yang sedemikian pesat merupakan tantangan yang sangat berat bagi tenaga
kesehatan karena keadaan tersebut tidak dapat diatasi hanya dengan perbaikan
sanitasi dan perbaikan ekonomi, tetapi merupakan masalah yang sangat kompleks
yang melibatkan berbagai disiplin ilmu dan berbagai instansi atau institusi.
Jangkauan epidemiologi kini
telah sedemikian luasnya hingga mempelajari semua hal yang menimpa masyarakat.
Makin luasnya jangkauan tersebut antara lain disebabkan hal-hal berikut:
1) Kemajuan teknologi yang sangat pesat pada
beberapa dasawarsa terakhir
2) Kebutuhan dan masalah yang berhubungan
dengan kesehatan dan kehidupan masyarakat menjadi semakin kompleks
3) Metode epidemiologi yang digunakan untuk
penyakit menular dapat digunakan untuk penyakit non infeksi dan non- penyakit
4) Meningkatnya kebutuhan penelitian terhadap
penyakit non-infeksi dan non-penyakit
5) Metode epidemiologi dapat digunakan untuk
mempelajari asosiasi sebab-akibat misalnya:
asosiasi
antara rokok dengan karsinoma paru-paru dan
asosiasi
antara pelayanan kesehatan dengan status kesehatan masyarakat
Penyakit Infeksi dan Menular
Pengertian Penyakit Infeksi
Infeksi
merupakan hasil interaksi antara mikroorganisme dengan inang rentan yang
terjadi melalui suatu transmisi baik melalui darah, udara atau kontak langsung.
Infeksi adalah kolonisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme
inang, dan bersifat membahayakan inang
Penyakit
yang termasuk golongan dalam klompok biotis (biologik), maka penyakit yang
ditimbulkannya disebut dengan nama penyakit infeksi (infectious diseases).
Penyebab penyakit yang termasuk golongan biologik dapat berupa jasad renik
(mikro organisme) dan atau yang bukan jasad renik baik yang berasal dari hewan
(fauna) dan ataupun yang berasal dari tumbuhan (flora). Contohnya adalah
metazoa (artropoda dan hekmintes), protozoa, bakteria, riketsia, virus, dan
jamur. Penyakit infeksi ini ada yang bersifat menular (communicable diseases)
dan ada pula yang tidak menular (non communicable diseases)
Pengertian Penyakit Menular
Penyakit
menular dapat didefinisikan sebagai sebuah penyakit yang dapat ditularkan
(berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun
perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya agent atau
penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah serta menyerang host atau
inang (penderita).
Prinsip Penyebaran Penyakit
Infeksi dan Menular
Kontak
Kontak
yang dapat terjadi di sini dapat berupa kontak langsung maupun kontak tidak
langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat
yang hidup dalam suatu daerah dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Oleh
karena itu, faktor cenderung terjadi di kota-kota besar daripada di desa yang
penduduknya masih jarang. Contoh cara penularan penyakit melalui kontak antara
lain:
- Penularan langsung orang ke orang: sifilis, GO, lymphogranuloma venerum, chlamydia trachomatis, hepatitis B, AIDS, dll.
- Penularan langsung dari hewan ke orang:kelompok zoonosis.
- Penularan langsung dari tumbuhan ke orang: penyakit jamur.
- Penularan dari orang ke orang melalui kontak benda lain; kontak dgn benda terkontaminasi, dibagi menjadi:
- Melalui tanah : ancylostomiasis, trichuris, dll.
- Melalui air : schistomiasis.
Inhalasi
Inhalasi
adalah cara penularan suatu penyakit melalui udara/pernapasan. Penyakit yang
dapat ditularkan melalui udara ini sering disebut air-borne infection. Contoh
dari penyakit yang ditularkan lewat faktor ini contohnya: ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan Akut), virus smallpox, streptococcus hemoliticus,
difteri, dan sebagainya.
Infeksi
Penularan
secara infeksi dapat terjadi melalui penularan lewat tangan, makanan atau
minuman yang telah terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen. Contohnya
adalah:
- Water-borne disease: cholera, tifus, hepatitis, dan lain-lain
- Food-borne disease: salmonellosis, disentri, dan lain-lain
- Milk-borne disease: TBC, enteric fever, infant diarrhea, dan lain-lain
Penetrasi pada kulit
Penetrasi pada kulit dapat dilakukan oleh mikroorganisme yang masuk tanpa
diketahui oleh host seperti cacing tambang, melalui gigitan vektor
misalnya malaria yang disebabkan oleh nyamuk atau melalui luka misalnya
tetanus.
Infeksi melalui plasenta
Infeksi diperoleh melalui plasenta dari ibu
penderita penyakit pada waktu mengandung, misalnya sifilis.
Penularan melalui vektor
Vektor berasal dari bahasa latin yang berarti si
pembawa. Kebanyakan vektor berasal dari golongan arthropoda (avertebrata) yang
dapat memindahkan penyakit dari reservoir ke pejamu potensial. Adapun penularan
secara vektor dibagi menjadi:
- Mosquito borne disease: malaria, DBD, yellow fever, virus encephalitis, dll.
- Louse borne disease: epidemic tifus fever.
- Flea borne dosease: pes, tifus murin.
- Mite borne disease: tsutsugamushi, dll.
- Tick borne disease: spotted fever, epidemic relapsing fever.
- Oleh serangga lain: sunfly fever, lesmaniasis, barthonellosis (lalat phlebotobus), trypanosomiasis (lalat tsetse di Afrika).
Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Infeksi dan Menular
Ada 3
pendekatan yang digunakan dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit infeksi
dan menular (Soekidjo, 2007: 42-23), yaitu:
Eliminasi reservoir (sumber
penyakit)
Eliminasi
reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan:
- Mengisolasi penderita (pasien)]
- Menempatkan pasien di tempat khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain.
- Karantina
Membatasi ranag gerak penderita dan
menempatkannya bersama-sama dengan penderita lain yang sejenis pada tempat yang
khusus didesai untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina
untuk penyakit kusta.
Memutus mata rantai penularan
Meningkatkan
sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan merupakan usaha yang penting
untuk memutuskan hubungan atau mata rantai penularan penyakit.
Melindungi orang-orang
(kelompok) pada usia yang rentan
Bayi dan anak balita merupakan kelompok usia yang
rentan ini perlu perlindungan khusus (specific protection) dengan
imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat prophylacsis tertentu juga dapat
mencegah penyakit malaria, meningitis, dan disentri khusus.
Sistem
Pencernaan Sehat
Untuk mendapatkan sistem pencernaan yang
sehat, para ahli pangan telah mempelajari manfaat gizi dan fungsi bahan pangan
pada tubuh manusia, termasuk jenis pangan probiotik. Dalam hal ini, menurut Dr.
Muhammad Yazid Manap, Ph.D., (1998), paling tidak ada empat fungsi utama dari
pangan probiotik, yaitu: (1) Menjaga keseimbangan bakteri usus. (2) Menurunkan
kadar kolesterol darah. (3) Mencegah pembentukan sel kanker. (4) Membantu
pencernaan laktosa (gula dalam susu), sebab banyak orang Asia yang tidak dapat
mencernakan susu, sehingga menyebabkan diare.
Sementara itu, dalam pandangan Prof. Dr.F.G. Winarno, selain serat, zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk mengembangkan sistem pencernaan yang sehat adalah antioksidan (seperti vit. C, betacaroten, dan teh hijau) dan golongan asam (seperti asam amino dan asam folat).
Lebih jauh diungkapkan Winarno, antioksidan berfungsi melindungi sekira 70 milyar sel-sel tubuh dari proses penuaan dengan cara “menangkap” radikal bebas yang merusak sel-sel, membuat sakit dan penuaan. Vitamin C memperkuat sistem ketahanan tubuh dan berperan dalam pertumbuhan gigi, tulang dan darah. Betacaroten adalah bentuk awal vit. A yang mempertahankan lapisan lendir dan memperkuat pertahanan kulit menghadapi infeksi. Sementara teh hijau membersihkan pembuluh darah dan melindungi sel-sel dari radikal bebas yang merusak dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
Asam amino adalah struktur protein terpenting untuk mempertahankan hidup. Jika tidak diperoleh dari asupan makanan, maka asam amino dalam tubuh akan digunakan untuk proses perbaikan sel. Akibatnya, asam amino cadangan tubuh berkurang dan berdampak nyata pada kulit yang menua, otot cepat kendur, dan melemahnya kekebalan tubuh. Sedangkan asam folat berperan penting dalam proses pembelahan dan pembentukan sel-sel baru.
Nutrisi
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang
dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan,
pemeliharaan kesehatan.
Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya
dalam menentukan diet yang optimal.
Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan
penyakit kurang gizi dan menentukan standard kebutuhan dasar nutrisi pada
makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal di dunia internasional dengan istilah
Recommended Daily Allowance (RDA).
Seiring dengan perkembangan ilmiah di bidang medis dan biologi
molekular, bukti-bukti medis menunjukkan bahwa RDA belum mencukupi untuk
menjaga fungsi optimal tubuh dan mencegah atau membantu penanganan penyakit
kronis. Bukti-bukti medis menunjukkan bahwa akar dari banyak penyakit kronis
adalah stres oksidatif yang
disebabkan oleh berlebihnya radikal bebas di dalam
tubuh. Penggunaan nutrisi dalam level yang optimal, dikenal dengan Optimal
Daily Allowance (ODA), terbukti dapat mencegah dan menangani stres oksidatif sehingga
membantu pencegahan penyakit kronis. Level optimal ini dapat dicapai bila
jumlah dan komposisi nutrisi yang digunakan tepat. Dalam penanganan penyakit,
penggunaan nutrisi sebagai pengobatan komplementer dapat membantu efektifitas
dari pengobatan dan pada saat yang bersamaan mengatasi efek samping dari
pengobatan. Karena itu, nutrisi / gizi sangat erat
kaitannya dengan kesehatan yang optimal dan peningkatan kualitas hidup. Hasil
ukur bisa dilakukan dengan metode antropometri.
Sedangkan ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang
hubungan makanan dan minuman terhadap kesehatan tubuh manusia agar tidak
mengalami penyakit gangguan gizi, dimana gangguan gizi sendiri adalah sebuah
penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat vitamin tertentu sehingga
mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi.
Penyakit gangguan gizi yang pertama kali ditemukan adalah
scorbut pada tahun 1497 atau lebih populer kita kenal dengan penyakit
sariawan. Pada waktu itu Vasco da Gama dalam
pelayarannya menuju Indonesia telah kehilangan lebih dari separuh anak buahnya
yang meninggal akibat penyakit ini. Baru pada permulaan abad XX para ahli
kedokteran dapat memastikan bahawa penyakit ini diakibatkan karena kekurangan
vitamin C.
Ilmu gizi
Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang
mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan
optimal/ tubuh. Sayangnya makanan sekarang bisa dibilang hampir sedikit sekali
gizi yang dikandungnya. Contohnya: banyak sekali penggunaan bahan kimia seperti
pestisida pada sayur - sayuran biarpun proses penanamannya organik tapi tidak
luput dari yang namanya pestisida, sedangkan untuk buah - buahan sekarang serba
import, buah yang diimport membutuhkan kurang lebih 1 bulan dalam proses
distribusinya itu menyebabkan kandungan gizi dalam buah - buahan juga
berkurang.
4 Sehat 5 Sempurna
4 Sehat 5 Sempurna
Slogan
4 Sehat 5 Sempurna dicetuskan oleh Prof.Poerwo Soedarmo yang dikenal
sebagai bapak gizi Indonesia pada tahun 1950. Slogan ini mengacu ke slogan
"Basic Four" dari Amerika. "Basic
Four" ini diciptakan tahun 1940-an bertujuan mencegah pola makan orang
Amerika yang cenderung banyak lemak, tinggi gula, dan kurang serat.Komposisi 4 sehat 5 sempurna adalah sebagai berikut:
1.Makanan Pokok
Makanan pokok yaitu makanan yang menjadi
sumber energi dalam tubuh. Dalam hal ini yang
termasuk makanan sumber energi adalah makanan yang kaya akan karbohidrat seperti nasi,
jagung, gandum, kentang, oat,
serta umbi-umbian.
2.Lauk
Pauk
Lauk pauk adalah makanan utama pendamping
makanan pokok. Lauk pauk berfungsi sebagai sumber zat pembangun untuk tubuh.
Makanan lauk pauk banyak yang mengandung protein misalnya seperti telur,
daging, ikan,
tahu
dan tempe.
3.Sayur-Sayuran
Sayuran yang baik untuk kesehatan tubuh
adalah sayuran yang berwarna hijau karena sayuran ini mengandung banyak vitamin, serat,
dan protein nabati yang sangat berguna bagi
kesehatan, seperti bayam, tomat,
terong, dan lainnya.
4.Buah-Buahan
Buah-buahan kaya akan vitamin yang
berperan untuk kesegaran dan kesehatan tubuh. Selain itu buah-buahan juga
mengandung mineral dan serat yang baik untuk kesehatan pencernaan.
5.Susu
Dalam rumusan makanan 4 sehat 5 sempurna
ini, susu merupakan makanan pelengkap, dalam artian susu tidak wajib ada, namun
akan lebih baik jika dapat melengkapi dengan susu.
Gizi Seimbang
Pada konferensi pangan sedunia yang diadakan oleh FAO tahun 1992 di Roma dan Genewa, antara lain ditetapkan agar semua negara berkembang yang semula menggunakan slogan sejenis "Basic Four" memperbaiki menjadi "Nutrition Guide for Balance Diet". Keputusan FAO tersebut diterapkan di Indonesia dalam kebijakan Repelita V tahun 1995 sebagai Pedoman Gizi Seimbang dan menjadi bagian dari program perbaikan gizi. Namun, Pedoman Gizi Seimbang kurang disosialisasikan sehingga terjadi pemahaman yang salah dan masyarakat cenderung tetap menggunakan 4 sehat 5 sempurna. Baru pada tahun 2009 secara resmi Pedoman Gizi Seimbang diterima masyarakat, sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang menyebutkan secara eksplisit "Gizi Seimbang" dalam program perbaikan gizi.Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal.
Di Amerika Serikat dan beberapa negara lain, prinsip Gizi Seimbang divisualisasi berupa “piramida” Gizi Seimbang. Tidak semua negara menggunakan piramida, tetapi disesuaikan dengan budaya dan pola makan setempat. Misalnya, di Thailand dalam bentuk piramida terbalik sebagai “bendera”, dan di China sebagai “pagoda” dengan tumpukan rantang. Para pakar gizi yang bergabung dalam Yayasan Institut Danone Indonesia (DII) bersama para penulis dari Tabloid nakita (Kompas-Gramedia), mengadaptasi piramida sesuai dengan budaya Indonesia, dalam bentuk tumpeng dengan nampannya yang untuk selanjutnya akan disebut sebagai “Tumpeng Gizi Seimbang” . Tumpeng Gizi Seimbang dirancang untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat, sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui, aktivitas fisik, sakit).
Tumpeng Gizi Seimbang meragakan 4 prinsip Gizi Seimbang:
- Aneka ragam makanan sesuai kebutuhan
- Kebersihan
- Aktivitas fisik
- Memantau berat badan ideal.
- Satu potongan besar
- Dua potongan sedang
- Dua potongan kecil
- Satu potongan terkecil di puncak.
Tumpeng Gizi Seimbang
Luas
potongan Tumpeng Gizi Seimbang menunjukkan porsi makanan yang harus dikonsumsi
setiap orang per hari. Tumpeng Gizi Seimbang yang terdiri atas
potongan-potongan itu dialasi oleh air putih. Artinya, air putih merupakan
bagian terbesar dan zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan
aktif.Dalam sehari, kebutuhan air putih untuk tubuh minimal 2 liter (8 gelas). Setelah itu, di atasnya terdapat potongan besar yang merupakan golongan makanan pokok (sumber karbohidrat). Golongan ini dianjurkan dikonsumsi 3—8 porsi. Kemudian di atasnya lagi terdapat golongan sayur dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral. Keduanya dalam potongan yang berbeda luasnya untuk menekankan pentingnya peran dan porsi setiap golongan. Ukuran potongan sayur dalam Pedoman Gizi Seimbang sengaja dibuat lebih besar dari buah yang terletak di sebelahnya. Dengan begitu, jumlah sayur yang harus dimakan setiap hari sedikit lebih besar (3-5 porsi) daripada buah (2—3 porsi). Selanjutnya, di lapisan ketiga dari bawah ada golongan protein, seperti daging, telur, ikan, susu dan produk susu (yogurt, mentega, keju, dan lain-lain) di potongan kanan, sedangkan di potongan kiri ada kacang-kacangan serta hasil olahan seperti tahu, tempe, dan oncom.
Terakhir dan menempati puncak Tumpeng Gizi Seimbang makanan dalam potongan yang sangat kecil adalah minyak, gula, dan garam, yang dianjurkan dikonsumsi seperlunya. Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip Gizi Seimbang lain, yaitu pola hidup aktif dengan berolahraga, menjaga kebersihan dan pantau berat badan. Karena prinsip gizi seimbang didasarkan pada kebutuhan zat gizi yang berbeda menurut kelompok umur, status kesehatan, dan jenis aktivitas, maka satu macam Tumpeng Gizi Seimbang tidak cukup. Diperlukan beberapa macam Tumpeng Gizi Seimbang untuk ibu hamil dan menyusui, bayi dan balita, remaja, dewasa, dan usia lanjut.
Perbedaan 4 sehat 5 sempurna dengan Gizi Seimbang
Beberapa hal yang membedakan konsep 4 sehat 5 sempurna dengan konsep Gizi Seimbang yakni:
Pertama
- Susunan makanan yang terdiri atas 4 kelompok ini, belum tentu sehat, bergantung apakah porsi dan jenis zat gizinya sesuai dengan kebutuhan. Contoh, jika pola makan kita sebagian besar porsinya terdiri atas sumber karbohidrat (nasi), sedikit sumber protein, sedikit sayur dan buah sebagai sumber vitamin, maka pola makan tersebut tidak dapat dianggap sehat. Sebaliknya, jika pola makan kita terlalu banyak sumber lemak dan protein seperti hidangan yang banyak daging dan minyak atau lemak, tetapi sedikit sayur dan buah, maka pola makan itu tak dapat dianggap sehat.
- Selain jenis makanan, pola makan berdasarkan Pedoman Gizi Seimbang menekankan pula proporsi yang berbeda untuk setiap kelompok yang disesuaikan atau diseimbangkan dengan kebutuhan tubuh. Pedoman Gizi Seimbang pun memperhatikan aspek kebersihan makanan, aktivitas fisik, dan kaitannya dengan pola hidup sehat lain.
Kedua
- Susu bukan "makanan sempurna" seperti anggapan umum selama ini. Dengan anggapan itu banyak orang, termasuk kalangan pemerintah, menganggap susu merupakan "jawaban" atas masalah gizi. Sebenarnya, susu adalah sumber protein hewani yang juga terdapat pada telur, ikan dan daging.
- Oleh karena itu di dalam Pedoman Gizi Seimbang, susu ditempatkan dalam satu kelompok dengan sumber protein hewani lain. Dari segi kualitas protein, telur dalam ilmu gizi dikenal lebih baik dari susu karena daya cerna protein telur lebih tinqggi daripada susu.
Ketiga
- Slogan 4 sehat 5 sempurna dianggap tak lagi sesuai dengan perkembangan iptek gizi, seperti halnya slogan "Basic Four" di Amerika yang merupakan acuan awal 4 sehat 5 sempurna pada masa itu, namun, setelah dievaluasi tahun 1970-an, ternyata slogan tersebut tidak memperbaiki pola makan penduduk Amerika, yang disertai dengan meningkatnya penyakit degeneratif terkait gizi. Sejak itu, slogan "Basic Four" diperbarui dan disempurnakan menjadi "Nutrition Guide for Balance Diet" dengan visual piramida.
- Di Indonesia "Nutrition Guide for Balance Diet" diterjemahkan menjadi Pedoman Gizi Seimbang yang juga menggunakan visual piramida. Berbeda dengan Nutrition Guide AS yang berlaku untuk usia di atas 2 tahun, di Indonesia Pedoman Gizi Seimbang berlaku sejak bayi dengan memasukkan ASI eksklusif sebagai Gizi Seimbang.
KARBOHIDRAT
Karbohidrat
atau hidrat arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil
energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Di negara sedang
berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan pada
daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju karbohidrat
dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan sumber bahan makanan yang
mengandung karbohidrat lebih murah harganya dibandingkan sumber bahan makanan
kaya lemak maupun protein. Karbohidrat banyak ditemukan pada serealia (beras,
gandum, jagung, kentang dan sebagainya), serta pada biji-bijian yang tersebar luas
di alam.
Fungsi serat:
a. Mencegah Penyakit Jantung Koroner
Kolesterol
telah lama diduga sebagai penyebab terjadinya aterosklerosis yang akhirnya
berakibat timbulnya penyakit jantung koroner. Produk akhir metabolisme
kolesterol adalah asam empedu. Serat yang berasal dari makanan sesampainya di
saluran pencernaan akan mengikat asam empedu. Dalam keadaan terikat, asam
empedu ber sarna-sarna serat dikeluarkan dalam bentuk feses. Dengan dernikian
semakin banyak serat dimakan, maka semakin banyak lernak dan kolesterol
dikeluarkan.
b. Mencegah kanker pada usus besar
Kanker
pada usus besar (kolon) diakibatkan masuknya benda-benda asing ke dalam usus
besar, benda-benda asing tersebut akan diubah sifatnya menjadi karsinogenik.
Adanya serat kasar yang melalui kolon, mengakibatkan lingkungan rnikroba
terganggu sehingga aktifitas mikroba tersebut berkurang.
c. Mencegah penyakit Diabetes
Penyakit
diabetes sering didapati bersamaan dengan terjadinya obesitas dan obesitas
merupakan resam penyakit aterosklerosis, maka pengaturan konsumsi lemak dalam
diit penderita perlu diatur secara seksama. Terganggunya penggunaan glukosa
oleh tubuh pada penderita diabetes akan mendorong terjadinya proses penggunaan
lemak sebagai sumber energi (lipolisis). Hal itu menyebabkan naiknya kandungan
asam lemak bebas dalam darah. Biasanya asam lemak bebas itu dalam hati akan
diubah secara bertahap menjadiasetil KoA. Akan tetapi pada penderita deabetes,
karena kandungan asam lemak itu tidak semuanya diubah menjadi asetil KoA,
tetapi sebagian menjadi asam asetoasetat yang kemidian menjadi zat keton.
Naiknya konsentrasi zat keton dalam darah akan menyebabkan pH darah menjadi
turun, dan akhirnya akan mengakibatkan terjadinya ketoasidosis pada penderita.
Kandungan lemak dalam diit penderita diabetes yang dianjurkan berkisar antara
30% -40% kandungan kalori total. lemak yang digunakan haruslah dipilih dari
jenis lemak tak jenuh dan kandungan kolesterol seminimal mungkin. Dalam
masyarakat indonesia mempunyai pola makanan yang berbeda dengan orang barat.
Dimana masyarakat kita cenderung lebih banyak mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung karbohidrat dan lemak. Kebiasaan lain masih melekat dari masyarakat
indonesia adalah kebiasaan ngemil, hal itu bukanlah jelek, tetapi akan
mempengaruhi berat badannya.
d. Mencegah penyakit divertikular
Konsumsi
serat yang cukup akan menghasilkan feses yang lembut sehingga dengan konstraksi
otot yang rendah (< 10 mm Hg) feses dapat dikeluarkan dengan lancar. Apabila
konsurnsi serat berkurang, maka volume kotoran menjadi kecil-kecil dan keras
(seperti feses kambing), sehingga untuk membuangnya membutuhkan konstraksi otot
yang lebih besar (tekanan bisa mencapai > 90 mm Hg). Apabila tekanan kuat
tersebut berlangsung berulang ulang setiap hari dalam jangka waktu yang lama, maka
otot-otot kolon menjadi lelah dan lemah. Keadaan ini menyebabkan penyakit
“divertikular”, yaitu penonjolan bagian luar usus berbentuk bisul yang
kadang-kadang disertai peradangan yang dapat menimbulkan infeksi.
e. Mencegah kegemukan
Dengan
adanya serat, maka penyerapan karbohidrat, lemak dan protein menjadi ber
kurang. Serat mampu memberikan perasaan kenyang dalam waktu yang cukup lama.
Obesitas adalah suatu keadaan yang melebihi dari berat badan relatif seseorang
sebagai akibat penumpukan zat gizi terutama karbohidrat, lemak dan protein atau
sering dikenal kelebihan lemak dalam tubuh. Secara klasik obesitas telah
diidentifikasi sebagai bobot yang lebih besar dari 20% bobot yang layak bagi
pria dan wanita untuk tinggi tertentu. Obesitas berarti lemak tubuh yang
membahayakan kesehatan, sedangkan overweight menggambarkan kelebihan
dibandingkan berat badan normal. Obesitas dan overweight dapat memicu beberapa
penyakit seperti jantung koroner, diabetes mellitus, stroke, tekanan darah
tinggi, asam urat dan dislipidemia. Obesitas dan overweight yang tidak
ditangani secara cepat akan meningkatkan penyakit penyerta, memendeknya usia
harapan hidup serta merugikan dari sisi hilangnya produktifitas pada usia
produktif.
Sumber
serat yang baik adalah sayuran, buah-buahan, serealia dan kacang-kacangan.
Memakan sayuran dan buah-buahan dalam jumlah yang banyak. Produk makanan
hewani, seperti daging, ikan susu dan telur serta basil-basil olahannya,
umumnya mengandung serat dalam jumlah yang sedikit. Sayuran yang banyak mengandung
serat adalah, bayam, kangkung, buncis, daun beluntas, daun singkong, kacang
panjang, daun katuk, daun kelor, sawi, kecipir, kol dan lain-lain. Buah-buahan
yang banyak mengandung tinggi serat adalah, alpukat, belimbing, srikaya,
cempedak, nangka, durian, jeruk, kedondong, kemang, mangga, nenas dan
sebagainya.
Seralia
yang kaya serat adalah beras, jagung, jali dan jewawut. Beras giling mernpunyai
kadar swerat dan vitamin (khususnya vitamin B I) lebih rendah dari beras
turnbuk, karena itu memilih beras sebaiknya jangan yang terlalu bersih (putih).
Kacang-kacangan yang banyak mengandung serat adalah kacang bogar, kacang merah,
kacang ijo, kedele, serta kacang-kacangan lainnya.
Fungsi karbohidrat di dalam
tubuh adalah:
1. Fungsi utamanya sebagai sumber energi (1 gram
karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh.
Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi enersi untuk aktifitas tubuh,
clan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan di otot. Ada
beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit, hanya dapat
menggunakan enersi yang berasal dari karbohidrat saja.
2. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai
penghasil enersi.
Kebutuhan tubuh akan enersi merupakan prioritas
pertama; bila karbohidrat yang di konsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan
enersi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan
lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi
karbohidrat sebagai penghasil enersi. Dengan demikian protein akan meninggalkan
fungsi utamanya
3. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan
demikian dapat mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang
berlebihan.
4. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi
zat-zat toksik tertentu.
5. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi
khusus di dalam tubuh. Laktosa rnisalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium.
Ribosa merupakan merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat.
6. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang
tidak dapat dicerna, mengandung serat (dietary fiber) berguna untuk pencernaan,
memperlancar defekasi.
LEMAK
Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang
kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses
metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber
yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam
sel-sel lemak sebagai cadangan energi. Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh,
pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak,
menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan
memelihara suhu tubuh. Secara klinis, lemak yang penting adalah:
TRIGLISERIDA
Sebagian besar lemak dan minyak di alam terdiri
atas 98-99% trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester gliserol.
Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat satu
asam lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida. Fungsi
utama Trigliserida adalah sebagai zat energi.
KOLESTEROL
Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal
oleh masyarakat. Kolesterol merupakan komponen utama pada struktur selaput sel
dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan
perantara untuk pembentukan sejumlah komponen penting seperti vitamin D
(untuk membentuk & mempertahankan tulang yang sehat), hormon seks
(contohnya Estrogen & Testosteron) dan asam empedu (untuk fungsi
pencernaan ). Pembentukan kolesterol di dalam tubuh terutama terjadi di hati
(50% total sintesis) dan sisanya di usus, kulit, dan semua jaringan yang
mempunyai sel-sel berinti. Jenis-jenis makanan yang banyak mengandung
kolesterol antara lain daging (sapi maupun unggas), ikan dan produk susu.
Makanan yang berasal dari daging hewan biasanya banyak mengandung kolesterol,
tetapi makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan tidak mengandung kolesterol.
LIPID PLASMA
Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang
berarti juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam
peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut dengan cara
mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara lemak
(kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein
(dari kata Lipo=lemak, dan protein). Ada beberapa jenis lipoprotein, antara
lain:
- Kilomikron
- VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
- IDL (Intermediate Density Lipoprotein)
- LDL (Low Density Lipoprotein)
- HDL (High Density Lipoprotein)
ASAM LEMAK
Menurut ada atau tidaknya ikatan rangkap yang
terkandung asam lemak, maka asam lemak dapat dibagi menjadi:
- Asam lemak jenuh(Cn H2NO2),saturated Fatty Acid(SFA)
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang
mempunyai ikatan tunggal ato karbon(C) di mana masinh-masing atom C ini akan
berikatan dengan atom H.contohnya adalah: asam butirat(C4),asam
kaproait(C6),asam kaprotat(C8) dan asam kaprat(C10).Umumnya
sampai denagan asam kaprat(C10) ini bersifat cair dan mulai asam
laurat sampai asam lignoserat bersifat padat
- Asam lemak tak jenuh tunggal
Asam lemak jenuh tak tunggal merupakan asam lemak
yang selalu mengandung 1 ikatan rangkap 2 ataom C dengan kehilangn paling
sedikit 2 atom H.Contohnya Asam burat,Asam palmitoleat(C12), dan
Asam oleat(C18) umumnya banyak terdapat pada lemak nabati atau
hewani.
- Asam lemak tak jenuh poli (PUFA,Poly Unsaturated Fatty Acid)(Cn H2n)2
Asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap banyak
merpakan asam lemak yang mengandung lebih dari 1 ikatan rangkap.Asam lemak ini
akan kehilangan paling sedikit 4 atom H.contohnya asam lemak linoleat dll
FUNGSI LEMAK
Fungsi lemak
umumnya yaitu sebagai sumber energi, bahan baku hormon, membantu transport
vitamin yang larut lemak, sebagai bahan insulasi terhadap perubahan suhu, serta
pelindung organ-organ tubuh bagian dalam. Sebuah penelitian pernah melaporkan
bahwa hewan-hewan percobaan yang tidak mendapatkan jumlah lemak yang cukup
dalam makanannya akan mengalami hambatan pertumbuhan, bahkan ada yang berhenti
tumbuh dan akhirnya mati. Kurangnya lemak dalam makanan juga akan menyebabkan kulit
menjadi kering dan bersisik.
Dalam
saluran pencernaan, lemak dan minyak akan lebih lama berada di dalam lambung
dibandingkan dengan karbohidrat dan protein, demikian juga proses penyerapan
lemak yang lebih lambat dibandingkan unsur lainnya. Oleh karena itu, makanan
yang mengandung lemak mampu memberikan rasa kenyang yang lebih lama
dibandingkan makanan yang kurang atau tidak mengandung lemak.
Salah
satu fungsi lemak memang untuk mensuplai sejumlah energi, dimana satu gram
lemak mengandung 9 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya mengandung 4
kalori. Fungsi lain dari lemak adalah untuk membantu absorbsi vitamin yang
larut dalam lemak. Selain itu, lemak juga merupakan sumber asam-asam lemak
esensial yang tidak dapat dihasilkan tubuh dan harus disuplai dari makanan.
Fungsi lemak sebagai bahan baku hormon juga sangat berpengaruh terhadap proses
fisiologis di dalam tubuh, contohnya yaitu pembuatan hormon seks.
Lemak
tubuh dalam jaringan lemak (jaringan adipose) mempunyai fungsi sebagai
insulator untuk membantu tubuh mempertahankan temperaturnya, sedangkan pada
wanita dapat memberikan kontur khas feminim seperti jaringan lemak di bagian
bokong dan dada. Selain itu, lemak tubuh dalam jaringan lemak juga berperan
sebagai bantalan yang melindungi organ-organ seperti bola mata, ginjal, dan
organ lainnya.
PROTEIN
Protein
adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah
air. Seperlima bagian tubuh protein, separuhnya ada di dalam otot, seperlima di
dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya didalam
jaringan lain, dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut
zat-zat gizi dan darah, matriks intra seluler dan sebagainya adalah protein.
Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor
sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang
essensial untuk kehidupan. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat
digantika oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan
jaringan tubuh.
Protein
yang dibentuk dengan hanya menggunakan satu polipeptida dinamakan sebagai
protein monomerik dan yang dibentuk oleh beberapa polipeptida contohnya
hemoglobin pula dikenali sebagai protein multimerik. Kebanyakan protein
merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi
struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan
sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun)
sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu
sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang
tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
SUMBER PROTEIN
Protein
dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari dapat berasal dari hewani maupun
nabati. Protein yang berasal dari hewani seperti daging, ikan, ayam, telur,
susu, dan lain-lain disebut protein hewani, sedangkan protein yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan, tempe, dan tahu disebut protein
nabati. Dahulu, protein hewani dianggap berkualitas lebih tinggi daripada menu
seimbang protein nabati, karena mengandung asam-asam amino yang lebih komplit.
Tetapi hasil penelitian akhir-akhir ini membuktikan bahwa kualitas protein
nabati dapat setinggi kualitas protein hewani, asalkan makanan sehari-hari
beraneka ragam. Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, pembentukan
otot, pembentukan sel-sel darah merah, pertahanan tubuh terhadap penyakit,
enzim dan hormon, dan sintesa jaringan-jaringan badan lainnya. Protein dicerna
menjadi asam-asam amino, yang kemudian dibentuk protein tubuh di dalam otot dan
jaringan lain. Protein dapat berfungsi sebagai sumber energi apabila
karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi seperti pada waktu berdiet ketat
atau pada waktu latihan fisik intensif. Sebaiknya, kurang lebih 15% dari total
kalori yang dikonsumsi berasal dari protein
FUNGSI PROTEIN
- Sebagai enzim
- Alat pengangkut dan alat penyimpan
- Pengatur pergerakan
- Penunjang mekanis
- Pengendalian pertumbuhan
- Media perambatan implus syaraf
Karbohidrat
atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil
enersi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori.
Lemak,
disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai
sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh.
Protein
adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar dalam tubuh
sesudah air.
Malnutrisi (Marasmus, Kwashiorkor)
Malnutrisi / protein energy malnutrisi
(PEM) atau protein calori malnutrition (PCM) tidak hanya defisiensi energy yang
hanya menyebabkan penurunan semua makronutrien tetapi juga defisiensi beberapa
mikronutrien. PEM ini berkembang pada anak dan orang dewasa dengan intake
protein dan energy kurang dari kebutuhan nutrisi tubuh.
Kurang energi protein adalah keadaan
kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan
sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. Kekurangan kalori
dalam diet tyang berlangsung lama akan menimbulkan adanya undernutritien yang
sangat ekstrim yaitu marasmus. Gambaran klinis yang terjadi mulai dari derajat
ringan sampai berat. Kondisi tersebut dapat pulih sempurna, menetap, tinggalkan
sisa-sisa keterlambatan perkembangan intelektual.
Dalam keadaaan lain, bila kebutuhan akan
kalori terpenuhi tetapi makanan yang diberikan tidak mengandung semua nutrisi
yang essensial, maka akan timbul gejala kekurangan jenis nutrient tertentu
dalam diet, salah satu diantaranya yaitu kwashiorkor yang merupakan suatu
keadaan akibat defisiensi protein.
Marasmus
Kekurangan energy dalam
waktu yang lama akan menyebabkan pertumbuhan yang kurang atau terhenti disertai
dengan atropi otot dan menghilangnya lemak di bawah kulit. Untuk kelangsungan
hidup jaringan tubuh memerlukan energy, dalam keadaan kekurangan energy maka
cadangan protein digunakan untuk memenuhi kebutuhan energy tersebut,
penghancuran jaringan tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan energy, akan
tetapi juga diperlukan sintesis glukosa dan metabolic esensial missal asam
amino sebagai komponen homestatik. Akibat lainnya adalah terhentinya pertumbuha
linier, pertumbuhan otak, maturasi dan proses penulangan, multiplikasi sel
lemak dan otot serata pertumbuhan jaringan penyokong dan visceral.
Gambaran klinis
-
Tampak
sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
-
Wajah
seperti orang tua
-
Anak
penakut, apatis, nafsu makan (-)
-
BB
menurun, kulit berkeriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak
ada (baggy pant/ pakai celana longgar)
-
Suhu
subnormal, nadi lambat, tangan kaki dingin & tampak sianosis
-
Cengeng,
rewel, sering terbangun
Penyakit penyerta marasmus
-
Enteritis
-
Infestasi
cacing
-
Tuberkulosis
(TBC)
-
Defisiensi
Vit.A
Kwashiorkor
Adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh kekurangan protein baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Kwashiorkor dapat juga disebabkan oleh diare kronik, malabsobsi protein,
sindrom nefrotik, infeksi menahun, luka bakar & penyakit hati. Prevalensi
terbanyak dijumpai pada anak balita terutama usia 1,5-2 tahun (saat
penyapihan), yang merupakan kelompok yang rentan terhadap kesehatan dan gizi.
Penderita defisiensi protein
dalam diet akan menimbulkan kekurangan asam amino esensial yang dibutuhkan
untuk sintesis, oleh karena itu dalam diet yang cukup karbohidrat maka produksi
insulin akan meningkat dan sebagian asam amino yang jumlahnya kurang dalam
serum tersebut akan disalurkan ke otot. Berkurangnya asam amino yang jumlahnya
kurang dalam serum tersebut akan disalurkan ke otot. Berkurangnya asam amino
dalam serum merupakan penyebab krangnya pembentukan albumin di hati, sehingga
timbul edema. Perlemakan hati dapat terjadi karena gangguan pembentukan albumin
di hati, sehingga timbul edema. Perlemakan hati dapat terjadi karena gangguan
pembentukan beta lipoprotein sehingga transport lemak dari hati terganggu dan
akibatnya terjadi akumulasi lemak dalam hati, keadaan ini mempercepat retensi
natrium dan air. Biasanya pada kasus kwashiorkor yang berlangsung lama akan
terjadi pertumbuhan linear berkurang, kekurangan lemak tubuh dan kekurangan
protein otot serta hati.
Gambaran klinis
Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama
pada punggung kaki (dorsum pedis)
-
Wajah
membulat dan sembab, letargi, iritabel ____> apatis/ koma
-
Pandangan
mata sayu
-
Rambut
tipis kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit,
rontok.
-
Perubahan
status mental, apatis dan rewel
-
Pembesaran
hati
Jaringan otot mengecil (hipotrofi) dan
tonus menurun, lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
Kelainan kulit berupa bercak merah muda
yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitamana dan terkelupas (crazy
pavement dermatosis)
Anoreksia dan diare (infeksi,g,gangguan
funsi hati, pancreas atau intolerans laktosa) sering disertai: penyakit infeksi
umumnya akut, anemia, diare.
Penyebab penyerta kwashiorkor
Akibat defisiensi imunologik anak mudah
terinfeksi :
-
Diare
-
Brokopnemonia
-
Tonsilofaringitis
-
Tuberkulosis
Macam-macam vitamin dan manfaatnya bagi tubuh
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau
proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya
tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar
peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air :
- Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C.
- Vitamin yang tidak larut di dalam air : Vitamin A, D, E, dan K atau disingkat vitamin ADEK.
1. Vitamin A
- Sumber Vitamin A = Susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning, hati, buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain).
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A = rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain.
2. Vitamin B1
- Sumber yang mengandung vitamin B1 = Gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 = kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.
3. Vitamin B2
- Sumber yang mengandung vitamin B2 = Sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, susu, dan banyak lagi lainnya.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 = turunnya daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan sebagainya.
4. Vitamin B3
- Sumber yang mengandung vitamin B3 = Buah-buahan, gandum, ragi, hati, ikan, ginjal, kentang manis, daging unggas dan sebagainya.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3 = terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia, bedan lemas, mudah muntah dan mual-mual, dan lain-lain
5. Vitamin B5.
- Sumber yang mengandung vitamin B5 = Daging, susu, sayur mayur hijau, ginjal, hati, kacang ijo, dan banyak lagi yang lain.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5 = otot mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik, dan lain-lain
6. Vitamin B6.
- Sumber yang mengandung vitamin B6 = Kacang-kacangan, jagung, beras, hati, ikan, beras tumbuk, ragi, daging, dan lain-lain.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 = pelagra alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau sulit tidur, dan banyak lagi lainnya.
7. Vitamin B12
- Sumber yang mengandung vitamin B12 = Telur, hati, daging, dan lainnya.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 = Kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit, dan sebagainya.
8. Vitamin C
- Sumber yang mengandung vitamin C = Jambu klutuk atau jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar, dan lain sebagainya.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C = Mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain
9. Vitamin D
- Sumber yang mengandung vitamin D = Minyak ikan, susu, telur, keju, dan lain-lain.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D = Gigi akan lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.
10. Vitamin E
- Sumber yang mengandung vitamin E = Ikan, ayam, kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut, dsb.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E = Bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll.
11. Vitamin K
- Sumber yang mengandung vitamin K = Susu, kuning telur, sayuran segar, dll.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K = Darah sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan sebagainya. (Sumber : dari berbagai sumber).
KONSEP
PERILAKU KESEHATAN
A. KONSEP PERILAKU
1. Pengertian Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku(manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. ( Notoatmodjo, 2003).
Seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). (Skinner, 1938 yang dikutip dalam Notoatmodjo,2003).
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua :
a. Perilaku Tertutup (Covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert), Misalnya: Seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan sebagainya.
b. Perilaku Terbuka (Overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka, misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi.
A. KONSEP PERILAKU
1. Pengertian Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku(manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. ( Notoatmodjo, 2003).
Seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). (Skinner, 1938 yang dikutip dalam Notoatmodjo,2003).
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua :
a. Perilaku Tertutup (Covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert), Misalnya: Seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan sebagainya.
b. Perilaku Terbuka (Overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka, misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi.
2. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang atau organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman serta lingkungan. (Dinas Kesehatan Polewali Mandar,2008)
3. Bentuk
Perilaku
Di lihat dari bentuknya perilaku dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
a. Bentuk pasif
Adalah respon internal yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung bisa dilihat orang lain,misalnya berpikir,tanggapan,sikap atau pengetahuan.
b. Bentuk aktif
Adalah apabila perilaku ini jelas bisa dilihat.
B. Batasan Perilaku Kesehatan
Batasan perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu:
Di lihat dari bentuknya perilaku dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
a. Bentuk pasif
Adalah respon internal yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung bisa dilihat orang lain,misalnya berpikir,tanggapan,sikap atau pengetahuan.
b. Bentuk aktif
Adalah apabila perilaku ini jelas bisa dilihat.
B. Batasan Perilaku Kesehatan
Batasan perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Perilaku
pemeliharaan kesehatan (health maintenance)
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek:
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek:
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan
penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah
sembuh dari penyakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila
seseorang dalam keadaan sehat.Perlu dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu
sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang orang yang sehat pun perlu
diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.
c. Perilaku gizi (makanan) dan minuman.
Makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang,
bahkan dapat mendatangkan penyakit.
2.
Perilaku
pencarian dan penggunaan system atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering
disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini di mulai dari mengobati sendiri (selftreatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini di mulai dari mengobati sendiri (selftreatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
3.
Perilaku
Kesehatan Lingkungan
Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.Klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan antara lain:
a. Perilaku hidup sehat
Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain :
w Menu seimbang
w Olahraga teratur
w Tidak merokok
w Tidak minum-minuman keras dan narkoba
w Istirahat yang cukup
w Mengendalikan stress
w Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan
b. Perilaku Sakit(illness behavior)
Mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya.
c. Perilaku peran sakit ( the sick role behavior)
Perilaku ini mencakup :
w Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
w Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan atau penyembuhan penyakit yang layak.
w Mengetahui hak(misalnya: hak memperoleh perawatan,pelayanan kesehatan dan kewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada dokter atau petugas kesehatan,tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan sebagainya.
Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.Klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan antara lain:
a. Perilaku hidup sehat
Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain :
w Menu seimbang
w Olahraga teratur
w Tidak merokok
w Tidak minum-minuman keras dan narkoba
w Istirahat yang cukup
w Mengendalikan stress
w Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan
b. Perilaku Sakit(illness behavior)
Mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya.
c. Perilaku peran sakit ( the sick role behavior)
Perilaku ini mencakup :
w Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
w Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan atau penyembuhan penyakit yang layak.
w Mengetahui hak(misalnya: hak memperoleh perawatan,pelayanan kesehatan dan kewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada dokter atau petugas kesehatan,tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan sebagainya.
C.
Teori Perilaku
Perilaku
manusia itu di dorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku.
Dalam hal ini ada beberapa teori, diantara teori-teori tersebut dapat
dikemukakan:
1. Teori naluri (Instinct Theory)
Dikemukakan oleh McDougall sebagai pelopor dari psikologi sosial. Perilaku itu disebabkan karena insting yang merupakan perilaku yang innate, perilaku yang bawaan, dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman.
Dikemukakan oleh McDougall sebagai pelopor dari psikologi sosial. Perilaku itu disebabkan karena insting yang merupakan perilaku yang innate, perilaku yang bawaan, dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman.
2. Teori Dorongan (Drive Theory)
Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan-dorongan atau drive tertentu. Dorongan-dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku. Teori ini disebut juga teori reduction.
Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan-dorongan atau drive tertentu. Dorongan-dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku. Teori ini disebut juga teori reduction.
3. Teori Insentif (Incentive Theory)
Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan karena adanya insentiv atau reinforcement ada yang positif dan ada yang negative. Reinforcement positif adalah berkaitan dengan hadiah, reinforcement negative berkaitan dengan hukuman.
Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan karena adanya insentiv atau reinforcement ada yang positif dan ada yang negative. Reinforcement positif adalah berkaitan dengan hadiah, reinforcement negative berkaitan dengan hukuman.
4. Teori Atribusi
Teori ini menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku orang. Apakah perilaku itu disebabkan oleh disposisi internal (motif, sikap, dsb) ataukah oleh keadaan eksternal.
Teori ini menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku orang. Apakah perilaku itu disebabkan oleh disposisi internal (motif, sikap, dsb) ataukah oleh keadaan eksternal.
D.
Domain Perilaku
Meskipun
perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan
dari luar organisme (orang),namun dalam memberikan respons sangat tergantung
pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut
determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
:
a. Determinan atau faktor internal, yakni
karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan,
misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan
sebagainya.
b. Determinan atau faktor eksternal, yakni
lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan
sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang
mewarnai perilaku seseorang.
Dari
uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah merupakan totalitas
penghayatan dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama atau
resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal.
Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai
bentangan yang sangat luas.Sehingga membagi perilaku manusia menjadi 3
domain,ranah atau kawasan
yakni:kognitif(cognitive),afektif(affective),psikomotor(psychomotor).
Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
a. Proses adopsi perilaku
Penilitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni
Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
a. Proses adopsi perilaku
Penilitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni
a.
Awareness
(kesadaran) yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
b.
Interest, yakni orang mulai tertarik pada
stimulus.
c.
Evaluation
(menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya).
d.
Triall,
orang telah mencoba perilaku baru.
e.
Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya tehadap stimulus.
b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain
Kognitif
Pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali (recall). Tahu merupakan tingkat yang paling rendah dan untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,meguraikan,mendefinisikan,menyatakan dan sebagainya.
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali (recall). Tahu merupakan tingkat yang paling rendah dan untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,meguraikan,mendefinisikan,menyatakan dan sebagainya.
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c) Applikasi (Aplication)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi yang real atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, perinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi yang real atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, perinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d) Analisis (analysis)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada misalnya menyusun,merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori.
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada misalnya menyusun,merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori.
f) Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi. Evaluasi ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi. Evaluasi ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
2. Sikap
(Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
a. Komponen pokok sikap
Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu:
w Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek
w Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
w Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)(Alport,1954 yang dikutip dalam Notoatmodjo)
b. Berbagai Tingkatan Sikap
terdiri dari : menerima (receiving),merespon (responding) menghargai (valuing), bertanggung jawab (responsible)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
a. Komponen pokok sikap
Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu:
w Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek
w Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
w Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)(Alport,1954 yang dikutip dalam Notoatmodjo)
b. Berbagai Tingkatan Sikap
terdiri dari : menerima (receiving),merespon (responding) menghargai (valuing), bertanggung jawab (responsible)
c. Praktek atau
Tindakan (practice)
terdiri dari : persepsi (perception), respon terpimpin (guided response), mekanisme (mechanism), adopsi (adoption).
Faktor penentu (Determinan) perilaku kesehatan pada umumnya melibatkan banyak faktor. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu faktor perilaku dan diluar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: faktor pembawa (predisposing faktor) didalamnya termasuk pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, dan nilai-nilai. faktor pendukung (enabling faktor) yang terwujud dalam lingkungan fisik, sumber daya, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan,faktor pendorong (reinforcing faktor) yang terwujud di dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan maupun petugas lain, teman, tokoh yang semuanya bisa menjadi kelompok referensi dari periaku masyarakat.
Dari faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang yang bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas kesehatan dan periaku petugas kesehatan juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku (Dinas Kesehatan Polewali Mandar,2008).
terdiri dari : persepsi (perception), respon terpimpin (guided response), mekanisme (mechanism), adopsi (adoption).
Faktor penentu (Determinan) perilaku kesehatan pada umumnya melibatkan banyak faktor. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu faktor perilaku dan diluar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: faktor pembawa (predisposing faktor) didalamnya termasuk pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, dan nilai-nilai. faktor pendukung (enabling faktor) yang terwujud dalam lingkungan fisik, sumber daya, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan,faktor pendorong (reinforcing faktor) yang terwujud di dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan maupun petugas lain, teman, tokoh yang semuanya bisa menjadi kelompok referensi dari periaku masyarakat.
Dari faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang yang bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas kesehatan dan periaku petugas kesehatan juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku (Dinas Kesehatan Polewali Mandar,2008).
E.
Pembentukan Perilaku
1. Kondisioning atau kebiasaan
Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan. Misalnya,bangun pagi, menggosok gigi, mengucapkan salam dan terimakasih (Suryani, 2003 yang dikutip dalam Notoatmodjo, 2003).
Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan. Misalnya,bangun pagi, menggosok gigi, mengucapkan salam dan terimakasih (Suryani, 2003 yang dikutip dalam Notoatmodjo, 2003).
2. Pengertian (Insight)
Misalnya datang kuliah jangan sampai terlambat, karena hal itu dapat mengganggu teman-teman yang lain.
Misalnya datang kuliah jangan sampai terlambat, karena hal itu dapat mengganggu teman-teman yang lain.
3. Menggunakan model
Misalnya kalau orang bicara bahwa orang tua sebagai contoh anak-anaknya, pemimpin sebagai panutan yang dipimpinnya.
Misalnya kalau orang bicara bahwa orang tua sebagai contoh anak-anaknya, pemimpin sebagai panutan yang dipimpinnya.
F.
Model-model Perilaku Kesehatan
1. Model Suchman
Model Suchman adalah menyangkut pola sosial dari perilaku sakit yang tampak pada orang mencari, menemukan dan melakukan perawatan medis. Ada empat unsur yang merupakan faktor utama perilaku sakit yaitu perilaku itu sendiri, sekuensinya tempat atau ruang lingkup dan variasi perilaku selama tahap-tahap perawatan medis.
Model Suchman adalah menyangkut pola sosial dari perilaku sakit yang tampak pada orang mencari, menemukan dan melakukan perawatan medis. Ada empat unsur yang merupakan faktor utama perilaku sakit yaitu perilaku itu sendiri, sekuensinya tempat atau ruang lingkup dan variasi perilaku selama tahap-tahap perawatan medis.
2. Model Hochbaum, Kasl dan Cobb, Rosenstock
Hipotesis HBM adalah perilaku pada saat mengalami gejala penyakit dipengaruhi secara langsung oleh persepsi individu mengenai ancaman penyakit dan keyakinannya terhadap nilai manfaat dari suatu tindakan kesehatan.
Hipotesis HBM adalah perilaku pada saat mengalami gejala penyakit dipengaruhi secara langsung oleh persepsi individu mengenai ancaman penyakit dan keyakinannya terhadap nilai manfaat dari suatu tindakan kesehatan.
3. Model Fabrega
Model ini memberikan definisi abstrak tentang perilaku sakit yang dituangkan dalam 9 tingkatan dan menggambarkan konsekuensi keputusan yang ditetapkan orang selama dalam keadaan sakit.
Model ini memberikan definisi abstrak tentang perilaku sakit yang dituangkan dalam 9 tingkatan dan menggambarkan konsekuensi keputusan yang ditetapkan orang selama dalam keadaan sakit.
4. Model Mechanic
Suatu model mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan cara orang melihat, menilai serta bertindak terhadap suatu gejala penyakit.(Mechanic,1962 yang dikutip dalam Muzaham,1995
Suatu model mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan cara orang melihat, menilai serta bertindak terhadap suatu gejala penyakit.(Mechanic,1962 yang dikutip dalam Muzaham,1995
5. Model Andersen
Model yang menggambarkan suatu sekuensi determinan individu terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga, dan menyatakan bahwa hal itu tergantung pada: predisposisi keluarga untuk menggunakan jasa pelayanan kesehatan, kemampuan mereka untuk melaksanakannya, dan kebutuhan meraka terhadap jasa pelayanan tersebut.
Model yang menggambarkan suatu sekuensi determinan individu terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga, dan menyatakan bahwa hal itu tergantung pada: predisposisi keluarga untuk menggunakan jasa pelayanan kesehatan, kemampuan mereka untuk melaksanakannya, dan kebutuhan meraka terhadap jasa pelayanan tersebut.
6. Model Kosa dan Robertson
Upaya lain untuk memahami perilaku sehat dan sakit baik dari perspektif individu maupun sosial adalah dengan model yang di kembangkan oleh J.Kosa dan L.S.Robertson (1975). Formulasinya meliputi 4 komponen utama yakni: penilaian tentang suatu gangguan kesehatan, peningkatan rasa khawatir karena persepsi tentang gejala penyakit, penerapan pengetahuan sendiri terhadap kesehatan dan bentuk tindakan untuk menghilangkan kekhawatiran dan gangguan kesehatan tersebut.
Upaya lain untuk memahami perilaku sehat dan sakit baik dari perspektif individu maupun sosial adalah dengan model yang di kembangkan oleh J.Kosa dan L.S.Robertson (1975). Formulasinya meliputi 4 komponen utama yakni: penilaian tentang suatu gangguan kesehatan, peningkatan rasa khawatir karena persepsi tentang gejala penyakit, penerapan pengetahuan sendiri terhadap kesehatan dan bentuk tindakan untuk menghilangkan kekhawatiran dan gangguan kesehatan tersebut.
7. Model Antonovsky dan Kats
Dalam mempelajari kesehatan preventif, A.Antonovsky dan Kats (1970) mengemukakan suatu model terpadu untuk membuat kategori tentang berbagai tipe variabel yang berbeda menurut pola tindakan tertentu, dan membuat spesifikasi mengenai kaitan antara semua variabel tersebut. Tiga golongan variabel di identifikasikan sebagai determinan dalam perilaku pencegahan gangguan kesehatan, termasuk perbuatan tunggal maupun berulang-ulang. Ketiga golongan variabel tersebut adalah motivasi predesposisi, variabel kendala dan variabel kondisi.
Dalam mempelajari kesehatan preventif, A.Antonovsky dan Kats (1970) mengemukakan suatu model terpadu untuk membuat kategori tentang berbagai tipe variabel yang berbeda menurut pola tindakan tertentu, dan membuat spesifikasi mengenai kaitan antara semua variabel tersebut. Tiga golongan variabel di identifikasikan sebagai determinan dalam perilaku pencegahan gangguan kesehatan, termasuk perbuatan tunggal maupun berulang-ulang. Ketiga golongan variabel tersebut adalah motivasi predesposisi, variabel kendala dan variabel kondisi.
8. Model Langlie
Adalah model perilaku pencegahan gangguan kesehatan dengan cara menggabungkan variabel-variabel social psikologi dan model kepercayaan kesehatan dengan karakteristik kelompok social dari formulasi Suchmnan. Perilaku pencegahan kesehatan yang dirumuskan oleh Langlie sebagai suatu tindakan kesehatan yang di sarankan, dan dilaksanakan oleh seseorang yang percaya bahwa dirinya dalam keadaan sehat, guna mencegah penyakit, gangguan kesehatan, atau mendeteksi penyakit pada saat penyakit belum terlihat.
Adalah model perilaku pencegahan gangguan kesehatan dengan cara menggabungkan variabel-variabel social psikologi dan model kepercayaan kesehatan dengan karakteristik kelompok social dari formulasi Suchmnan. Perilaku pencegahan kesehatan yang dirumuskan oleh Langlie sebagai suatu tindakan kesehatan yang di sarankan, dan dilaksanakan oleh seseorang yang percaya bahwa dirinya dalam keadaan sehat, guna mencegah penyakit, gangguan kesehatan, atau mendeteksi penyakit pada saat penyakit belum terlihat.
G.
Perubahan (Adopsi) Perilaku dan
Indikatornya
Perubahan
atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan
waktu yang relatif lama.Secara teori perubahan perilaku atau seseorang menerima
atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui tiga tahap yaitu;
1. Pengetahuan
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru), ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Indikator-indikator apa yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat di kelompokkan menjadi;
a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi:
Ø Penyebab penyakit
Ø Gejala atau tanda-tanda penyakit
Ø Bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan
Ø Bagaimana cara penularannya
Ø Bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi, dan sebagainya
b.Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat, meliputi:
Ø Jenis-jenis makanan yang bergizi
Ø Manfaat makan yang bergizi bagi kesehatannya
Ø Penting olahraga bagi kesehatan
Ø Penyakit-penyakit atau bahaya-bahaya merokok, minum-minum keras, narkoba dan sebagainya.
c.Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
Ø Manfaat air bersih
Ø Cara-cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk pembuangan kotoran yang sehat, dan sampah
Ø Manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat
Ø Akibat polusi (polusi air, udara, dan tanah) bagi kesehatan, dan sebagainya
2. Sikap
Telah diuraikan di atas bahwa sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan seperti di atas, yakni:
a. Sikap terhadap sakit dan penyakit Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap: gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan penyakit, dan sebagainya.
b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat
Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan cara-cara(berperilaku) hidup sehat.
c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan.
3.Praktek atau Tindakan (practice)
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui. Inilah yang disebut praktek (practice) kesehatan atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan (overt behavior). Indikator praktek kesehatan ini juga mencakup hal-hal tersebut di atas, yakni:
a. Tindakan (praktek) sehubungan dengan penyakit
Tindakan atau perilaku ini mencakup:pencegahan penyakit, mengimunisasikan anaknya, melakukan pegurasan bak mandi seminggu sekali, menggunakan masker pada waktu kerja di tempat yang berdebu dan penyembuhan penyakit.
b. Tindakan (praktek) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Tindakan atau perilaku ini mencakup antara lain:mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan olahraga secara teratur, tidak merokok,tidak minum-minuman keras dan narkoba,dan sebagainya.
c. Tindakan (praktek) kesehatan lingkungan
Perilaku ini antara lain mencakup:membuang air besar di jamban (WC),membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk mandi,cuci,masak dan sebagainya.
H. Aspek Sosio Psikologi Perilaku Kesehatan
Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh bebarapa faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain: Susunan saraf pusat, Persepsi, Motivasi, Emosi, dan Belaljar persepsi adalah pengalaman yang dihasilakan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak dan mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku.
KESEHATAN KERJA
Kesehatan kerja
adalah ilmu kedokteran yang diterapkan di bagian ketenagakerjaan, yang
bertujuan untuk mencegah penyakit akibat kerja dan meningkatkan kesehatan
tenaga kerja.
Tenaga kerja di suatu perusahaan harus dilindungi dari resiko-resiko pekerjaan
seperti : fisik ( ergonomi, bising, panas,
dingin, getaran, radiasi, debu ), kimia, biologi ( kuman ), dan stress karena
pekerjan.
Pencegahan penyakit atau kecelakaan karena kerja dapat
dicapai dengan pendekatan sistemik yang dinamakan risk assesment atau penilaian
resiko kesehatan kerja. Pada risk assesment,kita melakukan
identifikasi bahaya disuatu perusahaan secara detail dan menyeluruh. Kemudian
bahaya tersebut kita buat klasifikasi menjadi bahaya ringan,sedang ataupun
berat. Suatu perusahaan yang memilki budaya HSE yang tinggi, akan memiliki
catatan risk assesment yang lengkap dan menyeluruh.
Hygiene monitoring adalah merupakan bagian
dari pencegahan penyakit akibat kerja. Suatu perusahaan harus memiliki data-
data yang lengkap tentang kondisi kerja mereka,seperti data kebisingan, cahaya
lampu, Nilai ambang batas kimia, gas emisi. pengukuran secara teratur mutlak
diperlukan.
Program-program lain yang sering dilakukan pada
kesehatan kerja adalah : Ergonomi, health talk ( penyuluhan
kesehatan kerja ), Drugs and equipments,
Health Risk Assesment,
Audit Kesehatan Kerja,
Hearing Conservation Program,
Respiratory Protection Program,
Fit for work determination, Health care management, Employee Assistance
Program, Vaccination program, konsultasi kesehatan kerja,
Medical Emergency Response,
First Aid Program.
Dengan penerapan sistem kesehatan
kerja yang komprehensive dan terus menerus, maka kesehatan tenaga
kerja akan terjaga dengan baik, dan sehat sampai dengan masa pensiun.
Budaya kesehatan dan keselamatan yang tinggi di suatu
perusahaan dapat terlihat dari program
kesehatan kerja yang berjalan dengan baik dan tertata rapih dan
komprehensip.
PUSTAKA
Soekidjo Notoatmojo, Prof, Dr. (2007). Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni. Rineka Cipta, Jakarta.
World Health Organization (WHO). Environmental
Health. Disitasi dari : http://www.WHO.int.
Last Update : Januari 2008
Setiyabudi R. Dasar Kesehatan Lingkungan.
Disitasi dari : http://www.ajago.blogspot.htm.
Last Update : Desember 2007
Soedioetama,
Djaenni.1976. Ilmu Gizi. Dian Rakyat. Jakarta
Krisno,
Agus. 2002. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang
Makasih yahh... akhirnya tugas kampus bisa diselesaikan.. thx
BalasHapus